Akuin akka
|
悪因悪果
|
Perbuatan buruk menghasilkan keburukan
|
Akuji senri o hashiru
|
あくじせんりをはしる
|
Cerita jelek lebih cepat tersebar
|
Ashita no koto o iu to tenjou no nezumi ga warau
|
明日のことをいうと天井の鼠が笑う
|
Ramalkan masa depan hanya akan ditertawakan tikus di
langit-langit(tidak ada yang bisa meramalkan masa depan)
|
Ashita wa ashita, kyo wa kyou
|
明日は明日、今日は今日
|
besok ya besok, hari ini ya hari ini (jangan risaukan hari
esok, jalani saja hari ini)
|
Atama no ookii hito wa un ga ii
|
あたまのおおきいひとはうんがいい
|
Masa depan (yang baik) hanya untuk orang yang optimis
|
Abata mo ekubo
|
痘痕も笑窪
|
Karena cinta, yang jelek pun terlihat bagus
|
Ami no uo
|
網の魚
|
(seperti) Ikan didalam jaring
|
Ame futte chi katamaru
|
雨降って地固まる
|
Apa yang tidak membunuhmu, membuatmu lebih kuat
|
aru wa naku ni masaru
|
あるはなきにまさる
|
Memiliki sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali
|
Awase mono, hanare mono
|
あわせもの、はなれもの
|
Yang bisa bersatu pasti bisa terpisah
|
Anjiru yori umu wa yasui
|
案じるより生むはやすい
|
Melakukan lebih mudah dari merencanakan
|
Jigoku no sata mo kane shidai
|
地獄のさたもかねしだい
|
Asal ada uang semua bisa diatur
|
Saru mo ki kara ochiru
|
猿も木から落ちる
|
Monyet pun bisa jatuh dari pohon (ahli pun bisa gagal)
|
Inu mo arukeba, bou ni ataru
|
犬も歩けば、棒にあたる
|
Jika rajin, pasti bisa
|
Kirei
na hana ni wa toge ga aru
|
きれいな花にはとげがある
|
Bunga yang cantik mempunyai duri (dalam kecantikan bisa
tersimpan kejahatan)
|
Chiri mo tsumoreba yama to naru
|
地理も積もれば山となる
|
Sedikit sedikit, lama-lama jadi bukit
|
Nou aru taka wa tsume o kakusu
|
脳ある高はつめを隠す
|
Orang pandai tidak akan memamerkan kepandaiannya
|
Kenzen naru seishin wa kenzen naru shintai ni yadoru
|
健全なる精神は健全なる死体に宿る
|
Didalam tubuh yang sehat tersimpan jiwa yang sehat
|
Mi kara deta sabi
|
身から出たさび
|
Siapa berbuat, tanggung akibatnya
|
Fukusuibon ni kaerazu
|
腹水本に帰らず
|
Nasi sudah menjadi bubur
|
Jigoku gokuraku wa kokoro ni ari
|
地獄極楽は心にあり
|
Senang atau susah bergantung pada hatimu
|
Warau mon ni wa fuku kitaru
|
笑う門には吹く来る
|
Tersenyumlah, kebahagiaan pasti menghampirimu
|
Korabanu saki no tsue
|
こらばぬさきのつえ
|
Sedia payung sebelum hujan
|
Rabu, 28 Januari 2015
Peribahasa dalam Bahasa Jepang
Kisah Tiga Pohon
Alkisah, tiga batang pohon tumbuh besar bersama dalam
sebuah hutan. Suatu hari, ketiganya saling berbagi harapan dan impian.
Pohon pertama berkata, “Kelak aku ingin menjadi sebuah
peti harta karun. Aku akan dipenuhi emas, perak dan berbagai batu permata, dan
semua orang akan terpesona oleh keindahannya.”
Pohon kedua berkata, “Suatu hari kelak aku akan menjadi
sebuah kapal yang besar. Aku akan mengangkut raja-raja dan berlayar
hingga ke ujung-ujung dunia. Aku akan menjadi kapal yang kokoh dan setiap
orang akan merasa aman berada dalam naunganku.”
Akhirnya, pohon ketiga berkata, “Aku akan tumbuh besar
menjadi pohon yang paling tinggi menjulang di hutan, di puncak bukit.
Orang-orang akan terpesona memandangku dan berpikir betapa dekatnya aku dengan
surga dan Tuhan. Aku akan menjadi pohon terbesar sepanjang masa dan orang tak
akan pernah melupakan keberadaanku.”
Beberapa tahun berlalu sejak mereka berdoa agar impian
masing-masing terkabul. Kemudian datanglah sekelompok penebang pohon dan
menebang ketiga pohon itu. Pohon pertama dibawa ke seorang tukang kayu. Ia
sangat senang sebab sangkanya ia akan dibuat menjadi sebuah peti harta karun
yang elok. Tetapi doanya tampaknya sia-sia sebab si tukang kayu menjadikannya
kotak tempat menaruh makanan ternak. Setelah dipenuhi jerami, ia ditempatkan di
sebuah kandang hewan.
Pohon kedua dibawa ke sebuah galangan kapal. Sangkanya
doanya menjadi kenyataan. Tetapi ia dipotong-potong dan dijadikan sebuah perahu
nelayan kecil. Berakhir sudah impiannya untuk menjadi sebuah kapal besar yang
mengangkut raja-raja dan berlayar ke ujung-ujung dunia.
Pohon ketiga dipotong menjadi potongan-potongan kayu
besar dan dionggokkan begitu saja dalam sebuah gudang gelap.
Tahun berganti tahun dan ketiga pohon sudah melupakan
impian mereka. Hingga suatu hari, sepasang suami-isteri tiba di kandang.
Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan membaringkan Bayinya di
atas tumpukan jerami dalam palungan ternak yang dibuat dari pohon pertama.
Orang-orang datang menyembah sang Bayi. Pohon pertama pun menjadi sadar bahwa
di dalamnya ditempatkan Harta terbesar sepanjang masa.
Bertahun-tahun kemudian, sekolompok laki-laki naik ke
atas sebuah perahu nelayan yang dibuat dari pohon kedua. Di tengah danau, badai
besar menerjang dan pohon kedua berpikir bahwa ia tidak akan cukup kuat
melindungi mereka yang ada dalam naungannya. Tetapi seorang dari antara mereka
berdiri dan berkata, “Diam! Tenanglah!” dan badai pun sekonyong-konyong reda.
Sadarlah si pohon kedua bahwa ia telah mengangkut Raja atas segala raja.
Setelah bertahun-tahun dibiarkan tergolek dalam gelap,
orang mengambil pohon ketiga. Ia dipanggul sepanjang jalan, sementara
orang-orang menganiaya serta mencemooh Laki-laki yang memanggulnya. Akhirnya,
tibalah mereka di puncak sebuah bukit. Orang banyak menyalibkan Laki-laki itu
pada balok kayunya, hingga Ia wafat di sana, di puncak bukit. Pohon ketiga
paham bahwa ia begitu dekat dengan Yesus Tuhan dan Surga.
Untuk direnungkan:
Ketika keadaaan tidak seperti yang engkau inginkan,
ketahuilah Tuhan memiliki rencana indah untukmu. Jika engkau percaya dan tetap
setia pada-Nya, Ia akan melimpahkan rahmat-rahmat terbesar atasmu.
Ketiga pohon mendapatkan apa yang mereka mohonkan, tetapi
tidak dengan cara seperti yang mereka bayangkan. Kita tidak selalu tahu apa
rencana Tuhan bagi kita, kita hanya perlu tahu bahwa rancangan-Nya bukanlah
rancangan kita dan jalan-Nya bukanlah jalan kita. Dan, yakinlah bahwa jalan-Nya
adalah selalu yang terbaik bagi kita.
Langganan:
Postingan (Atom)